“Yakin tidak ada laki-laki yang kamu sukai, setelah patah hati?”

Hi, Assalamu’alaikum Cantik!

Sebelumnya saya ingin meminta maaf karena di tulisan kali ini saya masih membahas masalah jodoh dan curhat saya mengenai jodoh. Saya tidak bermaksud untuk menjadi seorang bapergirl atau galauer sejati, tapi terkadang saya ingin menjelaskan kepada kalian, jika saya seperti ini adalah karena saya manusia biasa. Tulisan ini tercipta tatkala seorang teman bertanya apakah saya memiliki orang yang di sukai setelah patah hati?

Saya jawab tidak. Tapi, saya belum bisa menjelaskan kenapa saya tidak memiliki orang yang saya sukai saat ini. Ini beneran edisi curhat, jadi bila teman-teman merasa tidak menyukai tulisan ini, maka boleh saja di skip dan lanjut membaca tulisan yang lain di blog ini atau boleh juga mampir di blog pertama saya di sini.

girly-pink-wallpapers

Header blog mizsipoel.com

Kali kedua, teman saya menanyakan lagi apakah saya benar-benar tidak memiliki orang yang saya sukai? Kembali saya jawab tidak. Tegas! Sebenarnya bukan tegas, hanya menguatkan kembali jawaban pertama saya. Kenapa?

Jawabannya adalah karena saya takut sakit hati kembali. Saya membutuhkan waktu satu tahunan untuk benar-benar melupakan luka lama tersebut. Saya tidak memiliki banyak waktu untuk terus-menerus memikirkan hal-hal yang seperti itu saat ini. Ada banyak hal yang harus saya pikirkan saat ini seperti keluarga, masa depan, tentang mimpi-mimpi saya yang belum tercapai dan banyak hal lainnya.

for wordpress curhatku

Do’a adalah tanda kita sebagai makhluk lemah

Dari dulu saya termasuk orang yang bisa dengan mudah jatuh cinta kemudian akan sangat sulit untuk melupakan cinta tersebut ketika mereka berkhianat. Sangat sakit dikhianati oleh orang yang kamu percayai, tapi yang pasti selalu ada kebaikan dalam setiap sakit hati ini. Saya sendiri menganggap bahwa ini adalah salah satu tanda kasih sayang Allah. Dia ingin menunjukkan bahwa, tidak baik terlalu mencintai makhluk-Nya secara berlebihan, bukankah Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan?

Dia ingin saya melihat hal lain, melihat tanda cinta lainnya selain cinta kepada makhluk indah seperti lelaki tampan itu, walaupun kini dia telah menjadi masa lalu. Allah ingin saya lebih dekat dengan Dia, mungkin Dia ingin mendengar do’a-do’a lirih saya ketika meminta dipertemukan dengan jodoh yang sholeh, dan tentu saja bukan dia.

Hmmm, karena kejadiannya tahun lalu tapi bila membahas masalah ini  saya seolah sedang bernostalgia dengan sakit hati saya. Ada sesak yang tidak bisa hilang, tapi ternyata waktu mampu menjawab semua, dan dekat dengan Sang Maha Pencipta membuat rasa sesak itu memudar, walaupun tidak serta merta hilang.

Kira-kira teman-teman pernah merasakan hal seperti saya ini? Saat itu saya melakukan banyak hal untuk mengobati sakit hati saya, untuk lebih jelasnya, teman-teman boleh baca di sini.

Lalu bagaimana sekarang? Feel free like a bird! Saya menunggu dan tetap menunggu proposal cinta dari pangeran shaleh yang mencoba berta’aruf. Teman-teman sudah tahu belum cara membuat CV (curriculum vitae) untuk melamar seseorang? Tunggu tulisan lainnya mengani cara membuat CV untuk melamar di blog ini.

for wordpress

Baiklah, sepertinya curhatan hati saya cukup sampai di sini. Saya malu untuk bercerita lebih panjang lebar, karena ini sifatnya bebas dan bisa dibaca oleh siapa saja. Sedangkan saya tidak ingin terlalu terbuka mengenai pribadi saya di blog. Nah, tulisan ini hanya salah satu hal yang ingin saya bagi dengan teman-teman, walaupun saya tahu bahwa teman-teman lebih berpengalaman mengenai hal ini.

Finally, saya ucapkan terima kasih untuk waktu yang telah diluangkan, telah mampir dan mendengarkan curhatan hati saya saat ini. Bagi teman-teman yang punya saran, opini atau kritik boleh banget untuk menuliskannya di kolom komentar. Atau mungkin teman-teman memiliki pengalaman yang sama dengan saya?

Memilih Jodoh

Hi, Assalamualaikum Cantik!

Tulisan kali ini saya mau bercerita mengenai pemilihan jodoh. Saat arisan keluarga, saya sempat kena ceramah dari para kakak sepupu mengenai memilih jodoh yang tepat. Dibilangnya, “Carilah jodoh yang akan membawa kita kepada kebaikan, jangan mencari jodoh yang hanya akan membawa kita pada keburukan

Image result for jodohku

Mana jodohku? Source Google

Jujur, saya senang mendengar mereka bercerita mengenai mencari jodoh yang tepat dengan contoh yang nyata. Tentu saja, saudara sendiri yang menjadi contoh nyatanya. Mungkin agar aku lebih memahami mengenai pembicaraan mereka mengenai jodoh yang baik itu seperti apa. Jangan seperti dia yang tergesa-gesa menikah, kemudian menjadi tidak bahagia. Karena menikah itu bukan akhir, tapi babak baru dalam kehidupan. Apakah kita sudah siap mengemban tanggung jawab yang baru? Bila, tanggung jawab sehari-hari saja masih teledor dan sulit dikerjakan, bagaimana bisa mengambil tanggung jawab yang lain?

Saya setuju dengan pernyataan tersebut. Kita harus mencari jodoh yang akan membawa kita kepada kebaikan, kalau saya boleh menambahi mungkin mencari jodoh yang ketika dengannya kita semakin dekat dengan Allah, meraih ridha-Nya dan tentu saja yang selalu mengingatkan kita pada kebaikan.  Intinya menjadi keluarga yang sakinah, mawwadah, warrahmah.

Saya banyak belajar dari mereka yang sudah menikah, ketika memiliki masalah baik itu dengan diri mereka sendiri, keluarga atau orang lain. Karena saya belum menikah, maka saya tidak terlalu ikut campur di permasalahan mereka, saya pun tidak mau terlalu menasehati. Saya hanya melihat, mendengar dan mengambil keputusan, lalu menyapaikan pendapat bagaimana baiknya menurut saya. Pendapat yang saya sampaikan pun, tidak serta merta saya ungkapkan secara langsung, bila mereka bertanya maka saja menjawab, saya seperti tidak memiliki banyak amunisi untuk saling menasehati atau saling bertukar pendapat, mengenai masalah pernikahan. Karena saya belum menikah, biarkan persoalan mereka menjadi contoh untuk saya, bagaimana saya seharusnya bertindak atau mengabil keputusan, bila mengalami masalah tersebut. Lagipula, orang tua mendampingi dan menasehati bila anak-anak mereka melakukan kekeliruan.

Jodoh!

Menurut saya, sangat sulit untuk dicari, tapi sebagai wanita kita hanya menunggu agar si pangeran hati itu datang meminang. Kata orang kita tidak boleh terlalu memilih jodoh, tapi ketika saya berusah menerapkan prinsip ini, hati saya berontak dan menolak. Saya mau memilih dan saya harus memilih jodoh saya sendiri! Apakah ini yang menyebabkan saya lama mendapatkan pasangan saya? Saya tidak tahu, wallahualam. Ada juga orang yang bilang, katanya kalau jodoh kita sulit ditemukan mungkin jodoh kita telah meninggal dunia, sebelum menemukan kita. Pernyataan ini sedikit menggoyangkan iman saya mengenai jodoh saya.

Saya menjadi takut, jika hal itu benar maka impian saya untuk memiliki keluarga yang sakinah, mawwadah, warahmah akan memudar. Kemudian, apakah saya harus menerima siapa saja dari mereka untuk menjadi jodoh saya? Toh, jodoh saya yang sesungguhnya telah tiada?

Tapi, pemikiran yang lain membantah, bila dia telah meninggal berarti dia bukan jodoh saya. Lagipula, bukankah Allah telah menetapkan siapa jodoh kita saat kita berusia 40 hari di dalam kandungan ibu kita?

Arghhhh.. pusing…!!!

Menunggu dalam ketidakpastian jelas memicu gelisah. Apalagi ada anggapan bahwa semakin bertambah umur, semakin sulit pula untuk mendapatkan pasangan hidup. Belum lagi, kenyataan bahwa wanita itu terbatas, dia dipilih bukan memilih. Tak seperti laki-laki yang memilih karena penawaran lebih sedikit dari permintaan. (Udah Putusin Aja, Ust. Felixsiauw)

Daripada membuat kita semakin galau, kemudian baper, lebih baik kita merenung bagaimana seharusnya diri kita, agar dipilih, diantara ribuan orang muslimah atau wanita-wanita lain?

Memantaskan diri,.